Minggu, 19 Maret 2017

STROKE

Stroke saat ini menempati posisi pertama di dunia sebagai penyebab kematian. Bersamaan dengan itu, stroke juga menempati posisi teratas sebagai penyakit yang menyebabkan kecacatan.



Stroke adalah suatu kejadian rusaknya sebagian dari otak. Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor.

Stroke, atau cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak. Hal ini dapat terjadi karena iskemia (berkurangnya aliran darah) dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosisarterial embolism), atau adanya haemorrhage (pendarahan).[1] Stroke iskemik yang biasanya disebabkan oleh diabetes menjadi mayoritas pada penderita stroke dan bisa mencapai 85 persen, sedangkan stroke pendarahan hanya 15 persen, tetapi stroke pendarahan dapat menyebabkan kematian pada 40 persen pasiennya. Yang perlu diperhatikan juga adalah stroke iskemik ringan yang gejalanya mirip stroke, tetapi akan hilang dengan sendirinya dalam 24 jam (transient ischemic attacks (TIA)). Hal ini terjadi karena penyumbatan pembuluh darah hanya terjadi sementara. Tetapi bagaimanapun, jika hal ini terjadi, maka kemungkinan terjadinya stroke berikutnya yang lebih berat dapat terjadi. Di Indonesia, stroke terjadi pada 12 dari 1.000 orang dan satu dari 7 pasien yang mengalami stroke akan meninggal.[2]
Karenanya, daerah yang terkena stroke tidak dapat berfungsi seperti seharusnya. Gejala-gejalanya termasuk: hemiplegia (ketidakmampuan untuk menggerakkan satu atau lebih anggota badan dari salah satu sisi badan, aphasia (ketidakmampuan untuk mengerti atau berbicara), atau tidak mampu untuk melihat salah satu sisi dari luas pandang (visual field).[3]

Stroke memerlukan tindakan darurat medis (medical emergency) pada masa emasnya (golden period) yang maksimum hanya berlangsung beberapa jam saja setelah terjadinya stroke. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan tetap atau kerusakan yang lebih parah. Dan jika tidak ditangani, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Stroke adalah penyebab ketiga terbesar kematian dan yang yang pertama dalam menyebabkan kecacatan pada dewasa di Amerika Serikat dan Eropa.

Penyebab Penyakit Stroke

Ada dua faktor yang merupakan penyebab stroke yaitu resiko medis dan resiko perilaku

1. Faktor risiko medis
Faktor resiko medis yang menyebabkan atau memperparah stroke antara lain hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), kolesterol, arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke dalam keluarga (faktor keturnan) dan migren (sakit kepelah sebelah). Menurut data statistik 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis.

2. Faktor risiko perilaku 
Faktor resiko perilaku disebakan oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, menkonsumsi minuman bersoda dan beralkohol gemar mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food dan junk food). Faktor resiko perilaku lainnya adalah kurangnya aktifitas gerak / olah raga dan obesitas. Salah satu pemicunya juga adalah susasana hati yang tidak nyaman seperti sering marah tanpa alasan yang jelas.

Gejala Serangan Stroke


Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus dimengerti dan sangat difahami. Hal ini penting agar semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.

Tanda-tanda utama serangan stroke :
  • Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja
  • Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti
  • Satu mata atau kedua matamendadak kabur
  • Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan
  • Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya

Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;
  • Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah
  • Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara mendadak

Cara Mencegah Penyakit Stroke


Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.

1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.

2. Periksakan tensi darah secara rutin
Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.

3. Kendalikan penyakit jantung
Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.

4. Atasi dan kendalikan stres dan depresi
Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.

5. Makanlah dengan sehat
Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.

Dengan mengenali tentang gejala dan penyebab serta resiko stroke, diharapkan kita semua lebih waspada dan hati-hati dengan selalu menjaga kesehatan. Semoga bermanfaat.

6. Kurangi garam
Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.

7. Pantau berat badan Anda
Memiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.

8. Berolahraga dan aktif
Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.

9. Kurangi alkohol
Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.

10. Mencari Informasi
Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cendrung mudah menggumpal

LANSIA (Lanjut Usia)


Pengertian Lansia

Lansia adalah  tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan secara individual. Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli.

Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

Selain pengertian tadi, ada juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli. Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut beberapa ahli:
  1. Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu:young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
  2. Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).
  3. Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
  4. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun.
  5. Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

Gejala-gejala penyakit di usia lanjut 
  • Degenerasi/kerusakan penglihatan

Kerusakan penglihatan adalah salah satu masalah kesehatan paling umum yang mendera orang tua. Pada kasus degenerasi makula, terjadi kerusakan pada makula mata. Padahal makula berperan penting untuk menangkap dan mengirimkan gambar ke otak. Kondisi medis ini biasanya ditemukan pada lansia di atas 50 tahun.

  • Osteoporosis

Osteoporosis adalah salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh para lansia. Osteopororsis terjadi ketika tulang menjadi sangat rapuh karena kepadatannya berkurang.

Seiring dengan menurunnya kepadatan tulang, risiko patah tulang akan semakin besar. Dan tahukah anda? Bahwa risiko osteoporosis lebih besar pada wanita yang telah mengalami menopause.

  • Glaukoma

Glaukoma adalah satu dari masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh para lansia. Glaukoma disebabkan karena peningkatan tekanan zat cair di dalam bola mata. Peningkatan tekanan itu menyebabkan kerusakan saraf optik dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kebutaan. 
  • Hilangnya pendengaran
Gangguan pendengaran merupakan masalah penting yang banyak dialami oleh para lansia. Bentuk paling umum dari gangguan pendengaran yang disebabkan usia tua adalah presbikusis. Untuk mengatasi gangguan penengaran, lansia membutuhkan alat bantu dengar. Karena kemampuan mereka untuk mendengar suara berfrekuensi tinggi semakin lemah dari waktu ke waktu. 
  • Gangguan kognitif
Gangguan kognitif akan menyebabkan hilangnya memori. Selain itu, kemampuan menghubungan satu hal dengan hal lain dan kemampuan berhitung akan semakin berkurang dari hari ke hari.
Orang yang terkena gangguan kognitif akan kebingungan jika melakukan lebih dari satu tugas. 
  • Alzheimer
Alzheimer adalah salah satu masalah serius yang dihadapi para lansia. Jika sekali terkena Alzheimer, kemampuan mengingat dan berpikir akan rusak. Gejala awal Alzheimer adalah kesulitan mengingat 
  • Artritis
Artritis adalah kondisi umum yang dialami hampir semua lansia. Artritis ditandai dengan nyeri sendi dan kelainan bentuk. Umumnya artritis menyerang jari, pinggul, lutut, pergelangan tangan, dan tulang belakang. 
  • Mengompol
Mengompol adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup mengesalkan pada lansia. Biasanya wanita lebih rentan terkena kondisi ini karena kekuatan otot panggul mereka semakin berkurang. Tidak hanya wanita, pria pun rentan terkena kondisi ini bila menginjak lansia. Kondisi sering mengompol ini terutama terjadi pada pria yang mengalami pembesaran prostat. 
  • Sindrom terkait metabolisme tubuh
Obesitas dan isu lain yang mendera lansia pada umumnya disebabkan karena masalah metabolisme tubuh. Tidak hanya masalah itu, para lansia bisa terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker, dan tekanan darah tinggi akibat sindrom metabolisme. 
  • Gangguan emosional
Masalah kesehatan pada orang tua tidak hanya terbatas pada fisik, tetapi juga pada kesehatan mental. Karena berbagai aspek sosial, lansia bisa mengalami gangguan kesehatan mental. Jika gangguan emosional terjadi, baik diri sendiri maupun keluarga tentu bisa merasa tidak nyaman. Untuk menghindari gangguan emosional, pastikan untuk selalu membagi atau mendiskusikan masalah dengan keluarga atau sahabat terdekat. Mereka akan memberi dorongan atau bantuan sehingga gangguan emosional tidak akan terjadi.